Cinta mungkin buta, tapi keluarga pasangan lo enggak. Dan sayangnya, gak semua keluarga pasangan punya niat tulus saat nerima lo. Ada yang diem-diem sibuk ngitung saldo lo, bukan nanya kabar lo. Ada yang lebih tertarik sama gaji lo daripada sifat lo. Di sinilah lo harus waspada: jangan sampai lo masuk ke lingkungan keluarga pasangan matre.
Ini bukan soal suudzon. Tapi soal lo bisa mengenali sinyal-sinyal red flag sejak awal, biar gak terlambat sadar bahwa lo cuma dianggap “dompet berjalan”.
Yuk kita bedah satu-satu tanda-tanda dinilai dari materi oleh keluarga pasangan, dan cara cerdas buat ngadepinnya.
1. Mereka Sering Tanya Soal Gaji atau Penghasilan Lo
Pertanyaan kayak:
- “Kerja di situ gajinya berapa sih?”
- “Udah punya rumah belum?”
- “Kamu bisa beliin anak saya mobil gak?”
Terdengar iseng, tapi bisa jadi sinyal awal bahwa mereka lebih fokus ke nilai finansial lo dibanding nilai kemanusiaan lo. Gak salah tanya, tapi kalau terlalu sering dan berulang, lo patut curiga.
2. Mereka Terlalu Excited Saat Tahu Lo Punya “Aset”
Begitu tahu lo punya:
- Mobil pribadi
- Apartemen sendiri
- Usaha sambilan
Langsung aja senyum mereka makin lebar. Tiba-tiba lo jadi favorit. Padahal sebelumnya biasa aja. Ini tanda klasik keluarga pasangan matre yang menilai lo dari apa yang lo punya, bukan siapa lo.
3. Mereka Ngasih Perlakuan Berbeda Sama Lo dan Pasangan Lo Sebelumnya
Kalau lo denger cerita:
- “Dulu mantan anak saya biasa aja.”
- “Tapi kamu beda, kamu tuh mapan.”
Itu bisa jadi pujian beracun. Karena artinya, yang bikin mereka terima lo adalah materi, bukan karena lo bikin anak mereka bahagia.
4. Mereka Sering Kasih Kode Minta “Bantuan”
Misalnya:
- “Aduh rumah ini bocor terus, ya kalau ada yang bisa bantu benerin mah enak.”
- “Nanti kamu kalau udah nikah sama anak saya, bisa bantu ngembangin usaha Papa ya.”
Sekilas seperti bercanda. Tapi bisa aja itu cara mereka ngetes: sejauh apa lo siap “investasi” ke keluarga mereka.
5. Mereka Gak Pernah Tanya Tentang Lo Secara Personal
Kalau setiap kali ketemu, obrolannya selalu:
- “Kerjaan kamu gimana?”
- “Proyek kamu sekarang apa?”
- “Kapan naik jabatan?”
Tapi gak pernah nanya:
- “Kamu suka makan apa?”
- “Lagi capek gak?”
- “Gimana keluargamu di rumah?”
Itu pertanda lo dinilai dari materi bukan dari karakter lo. Hubungan yang sehat tuh dimulai dari empati, bukan ekspektasi.
6. Mereka Sering Bandingin Lo dengan Menantu Lain yang Lebih Kaya
Kalimat kayak:
- “Si A enak, suaminya sering traktir keluarga.”
- “Si B tuh sering banget beliin mertua hadiah.”
Itu bukan sekadar cerita. Tapi pesan tersirat ke lo. Mereka berharap lo melakukan hal yang sama. Bahkan mungkin lebih.
Tanda pasangan matre dan keluarganya bisa terlihat dari pola-pola komentar semacam ini yang diulang terus.
7. Pasangan Lo Ikut Punya Mindset Serupa
Kalau pasangan lo:
- Selalu ngomongin uang
- Terlalu fokus pada status sosial
- Gampang minder kalau lo bilang “enggak ada budget”
Itu bisa jadi tanda mereka tumbuh di keluarga yang menilai segala sesuatu dari materi. Bukan salah mereka sepenuhnya. Tapi penting buat lo tahu agar gak terjebak.
8. Mereka Sering Menyindir Kalau Lo Gak “Royal”
Misalnya:
- “Kamu sih hemat banget.”
- “Masa beliin Mama segini doang?”
- “Orang kerja kayak kamu mah pasti bisa lah…”
Kalau sindiran kayak gitu muncul terus, artinya mereka mulai ngukur kepantasan lo jadi pasangan dari berapa banyak uang yang lo keluarin.
9. Mereka Mulai Minta Dibelikan Sesuatu, Langsung atau Tidak Langsung
Kalau permintaan mulai muncul seperti:
- “Papa pengen ganti motor, tapi mahal ya…”
- “Kulkas di rumah udah lama, pengen sih yang dua pintu.”
Dan lo merasa “ditodong secara halus”, hati-hati. Itu bisa jadi taktik keluarga pasangan matre buat menguji sejauh apa lo bisa dimanfaatkan.
10. Mereka Tiba-Tiba Jadi Sangat Dekat Saat Lo Dapat Kenaikan Jabatan atau Rezeki Tambahan
Saat lo biasa-biasa aja, mereka biasa juga. Tapi ketika lo dapat promosi, naik gaji, atau beli properti baru, mereka:
- Mulai ngajak ngobrol lebih banyak
- Tiba-tiba kasih perhatian lebih
- Ngajak liburan bareng
Ini bisa jadi pertanda bahwa “perhatian” mereka bersyarat.
11. Mereka Gak Terima Kalau Lo Bilang “Enggak Bisa”
Keluarga yang tulus akan ngerti saat lo bilang lo belum bisa bantu atau belum mampu. Tapi kalau mereka:
- Marah
- Sindir
- Jutek
Saat lo tolak permintaan, itu bisa jadi bukti mereka lebih sayang uang lo daripada lo sendiri.
12. Mereka Gak Pernah Puas Meski Lo Udah Bantu
Misalnya lo udah:
- Bantu renovasi rumah
- Sering traktir
- Belikan barang
Tapi tetap aja mereka ngeluh. Mereka minta lebih. Mereka bilang, “Itu sih biasa.” Inilah bentuk dinilai dari materi yang paling menyakitkan. Lo jadi “mesin” tanpa nilai emosional.
13. Mereka Suka Bawa-Bawa Perbandingan Sosial
Kalimat seperti:
- “Si Fulan anaknya tajir banget, semua ditanggung.”
- “Kakaknya si itu aja dikasih mobil langsung waktu nikah.”
Tujuannya satu: bikin lo merasa lo kurang. Dan secara gak langsung, lo digiring buat “bersaing” demi jadi menantu unggulan dari sisi finansial.
14. Mereka Sering Nanya, “Kapan Nikahnya?” Saat Tahu Lo Udah Stabil
Kalau dari dulu mereka cuek, tapi setelah lo settle finansial mereka mulai:
- Sering tanya kapan lamaran
- Sering undang lo ke acara keluarga
- Sering puji-puji lo
Waspadai perubahan sikap mendadak. Bisa jadi mereka gak naksir lo—mereka naksir rekening lo.
15. Mereka Sering Bikin Lo Minder Secara Halus
Contohnya:
- “Kalau kamu udah kayak si A pasti Mama bangga banget.”
- “Kalau punya menantu kayak B pasti enak ya.”
Bukan cuma bandingin, tapi juga menyentil harga diri lo. Seolah-olah lo belum layak diterima kalau belum cukup “menguntungkan”.
FAQ: Tanda-Tanda Keluarga Pasangan Matre
1. Apa semua keluarga yang peduli soal keuangan itu matre?
Enggak. Wajar kalau mereka tanya keuangan karena itu bagian dari masa depan. Tapi kalau fokus mereka cuma di situ dan gak pernah tanya soal hati, itu patut dipertanyakan.
2. Gimana cara ngadepin keluarga pasangan yang matre?
Buat batasan jelas, ajak pasangan diskusi, dan jangan merasa wajib memenuhi semua permintaan. Lo punya hak buat bilang enggak.
3. Apa gue boleh langsung menjauh kalau udah keliatan tanda-tanda ini?
Kalau lo merasa gak dihargai sebagai individu, menjauh adalah langkah sehat. Tapi coba diskusikan dulu dengan pasangan lo sebelum ambil keputusan besar.
4. Gimana kalau pasangan gue gak sadar keluarganya matre?
Bicarakan baik-baik. Tunjukkan contoh sikap keluarganya. Kalau dia defensif terus, mungkin lo perlu evaluasi relasi ini.
5. Harus bantu keluarga pasangan sampai sejauh mana?
Bantu semampu lo, bukan sekeinginan mereka. Kebaikan itu tulus, bukan karena tekanan.
6. Apa gue matre kalau nolak bantuin keluarga pasangan yang terus minta uang?
Enggak. Lo bukan ATM. Lo berhak menjaga batas antara empati dan dimanfaatkan.
Penutup
Kalau lo mulai ngerasa diterima bukan karena lo sebagai pribadi, tapi karena “apa yang bisa lo kasih”, maka lo wajib pause dan evaluasi.
Keluarga pasangan matre mungkin gak bilang terang-terangan. Tapi tanda-tandanya muncul lewat gesture, sikap, dan kata-kata kecil yang bikin lo ngerasa bukan lagi pasangan, tapi sponsor.
Lo layak dihargai, disayang, dan diterima tanpa embel-embel harta. Dan satu hal yang pasti: cinta yang sehat gak akan pernah transaksional.